Kisah Inspiratif Bagus Muljadi yang Menantang Ekspektasi

Sumber: University of Nottingham

Kisah Dr. Bagus Muljadi adalah sebuah narasi yang menantang segala ekspektasi. Bayangkan seorang siswa yang rapornya dihiasi nilai merah, yang akrab dengan ruang Bimbingan Konseling, dan bahkan lulus dari Institut Teknologi Bandung dengan IPK hanya 2,69, sebuah catatan akademik yang jauh dari gemilang. Siapa sangka, individu inilah yang kemudian bangkit dari tantangan akademik awal di Indonesia untuk menjadi seorang akademisi terkemuka di panggung internasional. Perjalanan pendidikannya yang non-linear—dari ITB, menembus National Taiwan University untuk gelar master dan doktor, hingga posisi postdoktoral di Imperial College London dan Institut de Mathématiques de Toulouse—bukanlah jalan mulus, melainkan bukti dedikasinya yang luar biasa terhadap keilmuan. Kisah hidupnya, dari seorang 'underdog' akademik hingga meraih   tenure di universitas ternama di Inggris, merupakan testimoni hidup yang menginspirasi: bahwa latar belakang akademik awal tidak selalu menentukan potensi masa depan, melainkan ketekunan dan transformasi yang tak kenal lelah.  

Lahir pada 1 Maret 1983 di Jakarta, Bagus dibesarkan dalam lingkungan keluarga dengan kondisi ekonomi yang sederhana, di mana ayahnya adalah seorang pengusaha kecil. Sejak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan menjadi seorang akademisi terkemuka. Justru sebaliknya, rapornya sering dihiasi nilai merah, dan ia menjadi langganan ruang Bimbingan Konseling (BK) guru. Minatnya saat itu lebih condong ke dunia seni; ia aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti membaca puisi, menggambar, bahkan menjadi vokalis band. Impiannya adalah menjadi pelukis atau musisi, sebuah cita-cita yang membawanya sempat mengambil jurusan Arsitektur di Universitas Parahyangan, Bandung, sebelum takdir membawanya ke jalur yang berbeda.  

Perjalanan akademiknya yang "berliku" berlanjut di Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu institusi teknik paling bergengsi di Indonesia. Di sana, ia mengambil jurusan Teknik Mesin, namun masa kuliahnya diwarnai dengan sering membolos dan lulus tidak tepat waktu, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang hanya 2,69. Ini adalah titik terendah yang justru menjadi titik balik krusial dalam hidupnya. Bagus menyadari realitas pahit persaingan kerja yang sangat ketat di Indonesia dan kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Kesadaran ini, alih-alih membuatnya menyerah, justru memicu tekadnya untuk "menggali potensi diri agar tidak tertinggal". Ia merasa "terpaksa" untuk mencari peluang di luar negeri, menyadari bahwa dengan IPK yang pas-pasan, kesempatan untuk mendapatkan beasiswa atau pekerjaan yang layak di Indonesia akan sangat terbatas.  

Dengan modal nekat dan tekad membaja, Bagus melamar ke berbagai kampus di luar negeri. Gayung bersambut, seorang profesor di National Taiwan University menerima lamarannya untuk program S2. Di sinilah babak baru perjuangannya dimulai. Ia menempuh pendidikan Master of Science (MSc) dan Doctor of Philosophy (PhD) di bidang Mekanika Terapan, menyelesaikan PhD-nya pada tahun 2012. Namun, perjuangan itu tidak hanya di bangku kuliah. Untuk mencukupi kebutuhan hidup dan biaya kuliah, ia bekerja paruh waktu sebagai sales pompa air. Ini adalah bukti nyata kemandirian dan etos kerjanya yang luar biasa, sebuah fondasi yang dibangun dari keterbatasan, bukan kemewahan.  

Setelah meraih gelar doktor, Bagus Muljadi terus mengasah ilmunya melalui dua posisi penelitian postdoktoral di institusi bergengsi: Earth Science and Engineering, Imperial College London, dan Institut de Mathématiques de Toulouse, Prancis. Perjalanan ini memuncak ketika ia bergabung dengan University of Nottingham, Inggris, pada Januari 2017, sebagai Asisten Profesor Teknik Kimia dan Lingkungan. Di sana, ia mencetak sejarah sebagai dosen termuda dan orang Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan tenure di bidang teknik, khususnya di Departemen Teknik Kimia dan Lingkungan. Pencapaian  

tenure ini bukan sekadar pengakuan akademik, melainkan simbol dari dedikasi, keunggulan, dan kontribusi jangka panjang yang telah ia berikan.

Pengakuan atas kontribusinya tidak berhenti di situ. Pada tahun 2021, Dr. Bagus Muljadi dianugerahi Vice-Chancellor's Medal oleh University of Nottingham, sebuah penghargaan bergengsi atas "kontribusi luar biasa" yang telah ia berikan kepada universitas. Ini menunjukkan bahwa dampaknya melampaui batas-batas penelitian ilmiah semata. Ia juga memiliki afiliasi ganda dengan Virginia Center for Coal and Energy Research (VCCER) di Virginia Tech, Amerika Serikat, memperluas jangkauan kolaborasi penelitiannya secara internasional.  

Namun, kisah Bagus Muljadi jauh lebih dari sekadar daftar pencapaian akademik. Ia adalah seorang ilmuwan yang berdedikasi pada penelitian interdisipliner, mengembangkan model matematika dan numerik untuk memecahkan masalah aliran dan transportasi reaktif dalam media berpori, dengan aplikasi yang relevan untuk tantangan global seperti pengelolaan sumber daya dan penangkapan karbon. Lebih dari itu, ia adalah seorang jembatan. Sebagai koordinator komite pengarah UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS), ia secara aktif memfasilitasi transfer teknologi dan kolaborasi ilmiah antara Inggris dan Indonesia. Situs web pribadinya bahkan secara eksplisit menyatakan tujuannya adalah untuk "memfasilitasi transfer teknologi UK-Indonesia". Ia telah diakui sebagai "suara terkemuka untuk pertukaran pengetahuan antara Indonesia dan Inggris".  

Di luar laboratorium dan ruang kelas, Dr. Muljadi adalah seorang intelektual publik yang aktif. Ia sering berpartisipasi dalam diskusi, podcast, dan wawancara, menyumbangkan pemikirannya tentang berbagai isu, mulai dari pendidikan Indonesia dan nasib Generasi Z, hingga nasionalisme dan liberalisme, potensi lokal, hubungan sains dan mistisisme, serta integritas akademik bangsa. Ia bahkan menggunakan analogi fisika untuk menjelaskan dinamika sosial, di mana nasionalisme berfungsi sebagai kekuatan kental yang memupuk kohesi sosial, sementara liberalisme bertindak sebagai kekuatan inersia yang mendorong kemajuan dan kebebasan individu.  

Kisah Bagus Muljadi adalah pengingat yang kuat bahwa potensi sejati seseorang tidak selalu terlihat dari awal. Ia menantang pandangan konvensional bahwa prestasi akademik dini adalah satu-satunya prediktor keberhasilan. Perjalanannya adalah bukti bahwa dengan ketekunan, kemampuan beradaptasi, dan tekad yang kuat untuk mengatasi hambatan, seseorang dapat mencapai puncak kesuksesan, bahkan ketika memulai dari titik yang tidak ideal. Ia adalah inspirasi bagi siapa pun yang pernah merasa tertinggal atau tidak cukup baik, menunjukkan bahwa titik balik ekstrem dapat menjadi pendorong terbesar menuju pencapaian luar biasa. Bagus Muljadi bukan hanya seorang ilmuwan, tetapi juga seorang motivator hidup, yang membuktikan bahwa dengan semangat juang, setiap orang memiliki kesempatan untuk menulis ulang narasi hidupnya sendiri.

 

0/Post a Comment/Comments